Selamat Membaca !!!! Jangan Lupa Komentarnya !! Agar dapat lebih baik dari sebelumnya .

Sabtu, 06 November 2010

Ketika Bumi Tak Bersahabat Lagi

Kerucut berkawah semburkan lahar
Sepoi angin tumbangkan pepohonan
Gemericik air sapu jalanan
Tanah berpijak getarkan insan

Mengikis alam tanpa fikiran
Berkejaran mencari keuntungan
Seakan tanah ini milikmu seorang
Pandang di pundakmu masih ada darah dagingmu, kawan

Terhempaslah engkau jauh
Merenggut jiwamu, tenggelam kau di laut tangismu
Saat itu terucaplah senandung penyesalan
Seakan Tuhan itu mainan

Renungkanlah wahai kawan
Ini lautmu, sawahmu, senjatamu
Asah dan jaga milikmu
Jangan balik bumerangmu

1928

Hitam,putih satu garuda
Kecil besar satu bangsa
Kaya,miskin satu bendera
Dari barat sampai timur satu Indonesia
Disaat garuda ini di siksa lintah
Disaat bangsa ini diinjak gajah
Disaat bendera ini dirobek singa
Dan disaat penjajahan melanda Indonesia
Satu sumpah untuk semua
Satu yang merubah suasana
Pemuda penerus bangsa
Bersorak, berkobar membakar semangat jiwa
Putra dan putri kebanggaan bangsa
Putra dan putri penghidup garuda
Putra dan putri pewarna bendera
Tetap satu tanah air Indonesia

Sabtu, 28 Agustus 2010

Merah Putih Setahun Sekali

Gagah berkibar semangat menjalar
Mengangkat senjata api berkobar
Satu harapan berharap terkejar
Bebas dari tindakan menindas moral

Merah menyala terjang berani
Putih berkilau hapus misteri
Dinaikkan sarat akan janji
Diturunkan sarat dengan junjung tinggi

Lautan mengindahkan dirimu
Persawahan lambang surga bagimu
Langit sarat dengan kekuatanmu
Mentari penerang redupmu

Dua pahlawan kibarkan sang pusaka
Berjuta jiwa gugur penuh jasa
Lintah moral sangat geram memandang
Ingin menerjang mengibaskan pedang

Jangan lupakan tetes darah suci
Berjuang berani tidak takut mati
Tidak meminta imbalan menjalani
Hanya ingin makmur negeri ini

Tak akan usai membaca sejarahnya
Tak ada yang menandingi indahnya
Nyanyian rakyat menemani kibarnya
Warna sederhana sarat akan makna

Setengah abad dia berjuang
Melawan perihnya terbuang
Dahulu kibarnya sarat bintang
Kini usang dimakan zaman

Dibalik tanah surga ini
Kemilau warnanya hilang mentari
Merah menjadi luntur putih
Dan putih menjadi pucat pasih

Tidak ada lagi ketegaran hati
Semua luntur keadilan dicuri
Rakyat teriak merintih – rintih
Generasi hancur mata hati pedih

Hanya memandang tidak perduli
Menanti di usik terlihat baik
Lambat bagai orang mati
Mengutamakan kepuasan hati

Merah putih setahun sekali
Sungguh menusuk perih di hati
Saat itu munafik terjadi
Di depan mengabdi di belakang mati

Pusaka yang dahulu gagah berani
Kini bagai alas membersihkan kaki
Lebih kejam kehidupan kini
Merah putih kembali ternodai

Sadarlah wahai engkau bunga pertiwi
Bangun jiwamu langkahkan kaki
Harumkan nama ibu pertiwi
Penuh semangat cerahkan mentari

Selasa, 03 Agustus 2010

Bambu Runcing Terkikis Zaman

Berani berjuang melawan penjajah
Masuk keluar hutan hanya demi merdeka
Terkadang tubuh terasa gemetar
Tetapi, semangat tak kunjung pudar
Hanya dengan bertumpu semangat
Memusnahkan lintah moral tanpa gentar
Hanya dengan sebilah bambu tajam
Mereka kikis manusia kejam

Sukar mengenyahkan mereka dari bumi pertiwi
Telah menguras habus darah suci dari hati
Tubuh – tubuh membusuk berserakan
Di acuhkan lenyap di santap belatung
Anak dan istri di perjuangkan
Walaupun raga ini harus hancur
Tidak akan ada kata mundur
Merdeka !!!!!! Merdeka !!!!!
Seruan yang sulit untuk di ucapkan
Bahkan, harus di tukar dengan kehidupan

Dan kini tanah air bebas
Seruan itu banyak dikumandangkan
Tetapi , apa yang terjadi ?
Putra bangsa yang berjuang
Kini menjadi orang terbuang

Bangsa ini telah berubah
Mereka hanya dianggap sampah
Apakah kita di belenggu lagi ?
Pahlawan yang mulia bertempur
Terlecehkan oleh orang tak bersyukur
Sekarang kehidupan mereka menderita
Serupa bagai masa dahulu
Seharusnya jiwa ini sadar
Tanpa mereka hidup kita tidak akan makmur
Wahai bunga bangsa
Darahmu harta tak ternilai untuk kami

Kehidupan Pahlawan Jalanan

Wajah penuh harapan menghampiriku
Dengan senyum wangi menadahkan tangan
Mata bening yang berkilau harapan
Tak sungkan bercanda dengan tatap semu
Beratnya beban yang mereka pikul
Hanya demi menenangkan suara dari perut
Hanya demi memperjuangkan hidup dalam belenggu

Tetapi , tak ada yang perduli
Di dekat gubuk yang menjadi pelindung
Banyak orang – orang yang beruntung
Di dalan batin terteguk menatap mereka tertawa
Tak ada yang mau menoleh padanya

Alangkah indahnya jika hidup bagai mawar dan kupu – kupu
Tidak membedakan derajat hidup sesame
Saling bersapa, tersenyum, dan menghargai perbedaan
Inilah hidup pahlawan jalanan
Yang kini tersingkirkan oleh zaman

Minggu, 11 Juli 2010

Kisah Kehidupan Dalam Jurang Kesengsaraan

Air mata mengalir deras
Senyum manis tak lagi ada
Kesalahan dikala ku bahagia
Mengiringi langkah kecil yang keras
Dikala mentari bersinar
Dan disaat bintang bertaburan
Aku terdiam dan tak sadar
Bahwa diriku masuk dalam jurang kesengsaraan
Mencoba bangkit dan menerangi malam
Namun ku tak sanggup
Perasaan hati yang bercampur dendam
Membuat sinarku redup

Hanya berharap ada keajaiban
Yang bisa membuat bintang ku gapai
Serta sanggup melepas beban
Dan bangkit dari jurang ini
Motivator terbaik adalah ulat
Bertahan hidup untuk yang lebih baik
Walaupun sering dia di jauhi
Tetapi, dia bisa membuktikan
Hidup bukanlah beban
Bila kita percaya dan mensyukurinya
Tak akan lagi kita jauh dalam jurang yang sama

Di Balik Nyanyian Kehidupan

Aku terdiam membisu
Merasakan sejuta cahaya yang tak lagi ada
Menikmati sepi hening gelap gulita
Menatap sirnanya kunang – kunang bersalju
Hati yang rapuh
Batin yang terbungkus amarah
Jiwa yang terdengar desah
Dan raga yang kini gelisah
Melukiskan malam dengan sejuta dendam
Hujan yang membawa ritik bernada merdu
Kini harus kembali menjadi serdadu
Berjuang melawan keadaan yang sedang bersedu

Hanya bintang malam yang bernyanyi
Hanya ada bintang yang akan mati
Perasaan bersalah mengguncang hati ini
Aku bagai patung yang hanya diam berdiri
Tak dapat menikmati esok pagi
Yang penuh dengan embun penyejuk hati

Kehidupan ini penuh rintangan
Satu kehidupan mati tidak jauh dari angan
Kesalahan tidak untuk berhentinya kehidupan
Seorang kuat karena kesalahan dan penderitaan
Dapat hidup melawan rintangan
Semua angan
Semua kenangan
Bagaikan indahnya kupu – kupu beterbangan

Sebuah Penantian Berselimutkan Duri

Menunggu datangnya dirimu
Bagaikan menunggu badai berlalu
Badai yang mungkin membawa satu buah luka di hidupku
Luka yang menggerogoti seluk beluk sukmaku
Awal ku melihat wajahmu
Terbesit sebuah perasaan dalam hatiku
Tak pernah ada yang menggetarkan aku
Selain senyum indah darimu
Perlahan ku dekati cahaya wajahmu
Putih,indah dan mampu menghilangkan hitam di kisahku
Semoga ku tak salah , semoga ku tak terjebak bayangmu
Dan ini sebuah kasih tulus untukmu

Suatu malam bintang terlihat semu
Bulan purnama tak lagi bercanda denganku
Bagaikan malam yang menyudutkan aku
Gelap, hitam bagaikan kisahku yang penuh batu
Angin berhembus, tetapi terasa sakit menyentuhku
Akhirnya aku tahumengapa bintang terlihat semu?
Mengapa bulan tak lagi bercanda denganku?
Karena sebuah cahaya telah hilang tertimbun batu
Kau pergi meninggalkan aku
Tanpa kau tahu bahwa aku menantimu
Aku menyerah dan ini penantianku untuk dirimu

Nyawa Terakhir

Ku jalani hari seperti langit biru
Menghirup udara merasuk kalbu
Ingin ku terbang lepas dari belenggu
Menyapu bersih jiwa yang bedebu
Sejenak ku merasa aku merasa bahagia
Sahabat menggoreskan kenangan bercanda
Senyum indah bagaikan pelangi
Dan eloknya mawar dan melati di pagi hari
Menebarkan harum ndah mewangi

Disaat dia datang kembali
Merasuk kedalam fikiran dan hati ini
Semua yang indah sekarang mati
Berubah menjadi bunga yang tak bersemi
Batinku gelisah dan tak tentu arah
Membayangkan fikiran yang gelisah
Ku tak kuasa menutup mata
Karena ku tak ingin semuanya sirna

Bintang bersinar indahnya
Malam masih menenangkan jiwa
Nyawa terakir yang aku punya
Ku tak ingin melepas semuanya
Hal indah yang ku rasa
Perih hati yang tiada hentinya
Dan ketakutan akan menutup mata
Ku berharap tak akan pernah ada

Bumi Terkena Kanker

Di banyak embun pagi yang berkilau
Bersenandung suaru burung berkicau
Menghilangkan jenuh dari jiwa yang kacau
Menenangkan segumpal darah yang sedang galau
Cerita diatas melambangkan bumi yang bersahabat
Bumi yang di takdirkan menjadi kerabat
Menghapus lara hati yang tersayat
Bagai tangan suci yang sedang berjabat

Waktu terus berajak jauh
Hati yang dulu suci kini jenuh
Satu persatu syaraf – syaraf di tebang
Hingga hanya tinggal satu batang
Bulatan bundar yang berwarna
Kini gersang dan tak mempesona
Bumi marah karena dia di khianati
Sampai harus menahan perih hati

Sambungkan kembali syaraf yang putus
Kembangkan kembali paru – paru yang kurus
Agar hidup lebih nyaman
Dan bahagia hingga akhir zaman

Cerita Kesedihan

Part 1
Awal ku mengenal mereka…
Aku tak merasa ada yang istimewa…
Semua terasa bagai kopi tanpa gula…
Pahit ku rasa dan tak ada lidahku merasakan manisnya bahagia…
Di tengah jalan cobaan menghampiri …
Ragaku tak kuat memikul semua ini…
Kabar terakhir yang menghampiri…
Aku harus meninggalkan semua ini…
Mulanya hatiku tak menolak dengan kabar itu…
Aku menerima dan mengikuti ajakan itu…
Karena ku merasa saat itu aku bagai batu…
Batu yang tak penting dan tak bermutu…

Akan tetapi ada seseorang yang menuangkan gula ke kopi tadi…
Saat ku coba tetap untuk pergi…
Aku tak kuasa dan akhirnya ku tangisi…
Mengapa baru sekarang terjadi?
Mengapa mereka bagai pelangi yang menghiasi langit sesudah gelap…
Bagai kunang – kunang yang bergemerlap…
Padahal, dahulu mereka menganggapku sebagai orang hilap…
Hanya meminta dan berharap…
Saat ku telah merelakan hatiku untuk meninggalkan mereka…
Tetapi, mereka datang membawa persahabatan bahagia…
Aku merasa lebih berarti di mata mereka…
Lebih merasa dan dianggap bagai emas yang berharga…

Di lain sisi cobaan itu pun semakin mendesakku…
Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mengakhiri dukaku…
Apakah aku harus menangis, marah, kesal, atau bersedu?
Sungguh dua pilihan yang berat dalam hidupku…
Sekarang aku hanya termenung memikirkan apa yang akan terjadi…
Aku hanya bisa pasrah menerima jalan hidupku ini…
Dan membiarkan waktu yang menjawab pertanyaanku…
Inilah cerita kesedihan yang tak akan ku lupa di hidupku…


Part 2

Menatap eloknya pagi
Tanpa bunga dan embun melengkapi
Bagai hidup tetapi hati ini mati
Harus menerima pahitnya hidup ini
Aku pergi meninggalkan kenangan tak terhenti
Mungkin aku akan kembali di sini
Menyapa langit,menemani bintang dan mentari
Meneteskan air mata untuk membuang benci
Kembali dengan membawa rindu tempat ini

Madu yang seharusnya manis kini menjadi pahit
Saat aku harus pergi dengan senyuman enggan
Kucoba menjalani
Apa daya tak ada yang bisa mengganti
Akhirnya aku menyerah
Aku ikuti semua arah
Sekarang mereka benar pergi
Tak dapat kulihat tetapi terpahat di hati
Kini kcoba jalani hari
Tanpa lambag yang dulu abadi

Kawan tunggu kehadiranku
Tunggu saat kita kembali bersatu
Canda tawa setiap waktu
Member warna pelangi baru
Walau terkadang ingin ku akhiri kisahku
Dan pergi hilang menembus waktu
Tetapi percayalah
Aku ‘kan datang menemani gelap malam

Sabtu, 10 Juli 2010

Dirimu

Melihat wajahmu….
Terpancarkan semua yang ada padamu…
Mencerminkan perilaku nan indah…
Hingga mataku tak kuasa menahan cahayamu…
Mendengar suaramu….
Membuat semua terasa ramai…
Membuat malam menjadi indah…
Hingga telinga ku pun termanjakan olehmu…


Menatap matamu…
Membuat semua yang ada menjadi istana…
Istana yang megah serta terhiasi bunga – bunga…
Harum , indah , bagai mahligai penghuni surga…
Akankah ku dapatkan dirimu…
Sang putri dari khayangan …
Yang mewakilkan semua keindahan…


Oh…. Wahai dirimu…
Begitu indah mengalahkan semua
Menggenapkan,melambaikan,menandakan keindahan yang sesungguhnya…
Kau ciptaannya yang indah bagiku…
Yang menyejukan hatiku..
Dirimu… oh dirimu…

Aku Tidak Mengerti

Ku menulis sebuah kisah kehidupan…
Kehidupan yang ku fakir hanyalah khayalan…
Tetapi, aku tak mengerti…
Mengapa semua itu terjadi?

Aku bagaikan kelelawar di malam hari…
Walaupun buta karena tak ada cahaya…
Tetapi seakan aku tahu apa yang akan terjadi…
Oh tuhan pertanda apakah ini?

Dimalam yang gelap … aku ketakutan..
Selalu teringat cerita tentang kehidupan…
Hidupku seakan tak tenang…
Bagaikan Negara yang sedang berperang…

Sungguh ku tak mengerti apa yang terjadi…
Aku tak mau..
Aku takut…
Semoga ini hanya sebuah kabetulan..
Dan hanya mimpi disaat ku terlelap….

Kehilangan

Dulu sinarmu menerangi hidupku…
Semua tutur katamu menyejukan hatiku…
Kemanakah wahai engkau ?
Aku mencari tak dapat kumiliki..

Dulu tatapan matamu seakan berlian…
Begitu mengkilau bagai sinar rembulan…
Yang selalu ada di saat ku terjatuh…
Sinar itu seakan hilang…
Tetapi begitu membekas di hatiku…

Kehilangan….
Itu yang sedang aku rasa sekarang…
Air mata yang keluar ini seakan betapa pedihnya….
Betapa besarnya rasa kehilanganmu..
Dalam palung jiwaku….

Hanya dengan senyumu ku terpikat…
Kini senyum itu telah pergi bersama hembusan angin…
Aku terus mencari pengganti senyum itu…
Namun tak jua ku temukan layaknya senyumu…

Dimanakah dirimu?...
Apakah kau telah tiada?
Sungguh kenyataan yang menyakitkan
Kehilangan ... dirimu.

Jumat, 09 Juli 2010

Malam

Mentari terbenam …
langit mulai hitam….
Terdengar suara aktivitas binatang malam…
Yang melengkapi semua kehidupan berbintang…
Bulan menerangi kegelapan ini…
Ku disini tak ada teman termenung sendiri…
Menunggu kau datang menemani…
Siapa saja wahai sahabat,kekasih,bintang dan rembulan… temani aku ceriakan malamku..

Ku melihat banyak bintang…
Hatiku merasa senang karena masih ada yang disini…
Ku mendengar suara burung kesakitan..
Meratapi hidup yang sangat menyakitkan…
Oh … sungguh kegelapan yang menakutkan…

Entah mengapa hatiku bergetar…
Terasa dingin menusuk dan melengkapi kepedihan…
Membuat seakan malam ini menakutkan…
Tak ada teman …
Semoga malam ini cepat berlalu…
Dan bisa kunikmati indahnya hari esok….

I Lose My Soul

Ku merasa hidupku tak berarti…..
Ku mengetahui ada yang hilang dari diriku…
Masalah yang ada seakan membuatku tak berarti…
Membuat fikiranku bagai kapal mati terombak – ambik..
Ku merasa bosan dengan hidup ini…
Ingin aku tinggalkan kehidupan ini…
I lose my soul..


Ku bertanya dengan orang – orang…
Bagaimana menghilangkan semua ini…
Mereka berkata “Dengan Cinta”…
Tetapi, apa? Semua cinta seakan pergi..
Bagaikan anak kecil yang mendapat mainan baru..
Mengacuhkan mainan lama yang tak bermutu…


Kini ku bagai para tahanan perang…
Tersiksa, sakit – sakitan dan lemah…
Aku bagai mayat yang kaku..
Yang sudah kehilangan nyawanya..
Tak berdaya, rapuh, kedinginan…
Tolong siapa saja Bantu aku mencari jiwaku…
Agar ku dapat menjalani hidup dengan senyuman…
I lose my soul..

Kehilangan Merpati Putih

Dia bagai ibu yang mencintai anaknya…
Merangkulnya dengan penuh kasih sayang…
Mempertaruhkan nyawanya demi dia…
Walaupun disana sedang ada peperangan..
Ku teringat dengan seseorang yang setia…
Yang selalu ada saat kita senang…
Tetapi, tetap bersama – sama menghilangkan duka…
Dia bagaikan warna putih yang melambangkan kesetiaan…
Masih bersih, halus dan tak bernoda…
Walaupun terkadang dia suka menggoreskan luka..

Dan kini kusadar saat dia tak ada…
Kenangan bersamanya tak akan aku lupa…
Dia bagai pahlawan yang rela berkorban…
Hanya untuk membuatku lepas dari beban..
Suatu hari ku mendengar cerita kesedihan…
Merpati putih sudah hilang di makan zaman…
Pengorbanan dia membekas di fikiranku…
Dan tutur katanya akan ku ingat sepanjang waktu…
Tatapan matanya, genggaman tangannya masih hangat ku rasa…
Sahabat penghangat jiwa…
Terimakasih untuk semua…
Akan ku bayar kesetiaanmu dengan nyawa yang aku punya…

Sahabat

Sahabat….
Langkah kakimu bagai cahaya..
Yang menyinari ….
semua rasa haus,lapar,dan dahaga…
Di kala hati yang sedang gelisah…
Kau datang dari berbagai arah…
Memberikan semua cahaya …
Yang dapat menenangkan hati dan jiwa…

Sahabat ….
Tutur katamu bagai permata…
Permata cinta dari surga…
Menemani ,menerangi,dan memasuki relung jiwa…
Memberikan suatu kasih cinta yang sangat berharga..
Yang menghilangkan semua rasa kecewa….

Oh sahabat…
Kau temani hidupku dengan kesetianmu…
Walau perselisihan sering mengganggu..
Namun tak ada yang dapat mengalahkan kesetiaanmu…
Terima kasih dariku yang telah menemani langkahku…
Yang menyinari semua relung hatiku…
Yang telah menuntun semua jalan hidupku…..

Kehidupan Dunia

Dunia….
Semua buta karnamu…
Semua hanya bayang semu…
Yang mungkin hilang di telan waktu…
Tapi mengapa? Semua terlena akan dirimu…
Kau memang keras…
Kau bagai lintah darat yang memeras…
Tetapi mereka tak sadar…
Mereka hanya tahu bahwa kau mengasyikkan..
Kau berikan semua yang mereka inginkan…

Wahai dunia ….
Ku tahu kau sumber kehidupan…
Ku tahu kau penghubung antara kami dan Tuhan…
Maafkan kami yang telah merusakmu…
Yang telah hancurkan kekayaanmu..
Hanya memikirkan diri kami sendiri…

Dunia …
Kau kadang ramah , kadang juga marah….
Ku tahu kau hidup..
Ku tahu kau bernyawa..
Jika kamu marah mungkin kami hanya menyesal..
Menyesal….dan menyesal..