Pertama terlihat
Tak jarang terombang-ambing
Pergi keseberang
Penyambut yang datang
Ujung teritorial
Angin kencang , pertama ia rasakan
Deru suara ombak menyeruak
Pertama ia diterjang
Tidak bisa menyerang
Kulit lapis baja
Wajahku ada disana
Wajah teman-temanku pun berkumpul disana
Topeng penguasaku nampak jelas
Pertama dan selamanya pertama
Mata tertusuk
Melihat penduduk gerbang utama
Kayu yang rapuh
Genteng tak kedap air
Ku tahu kau lelah ,Nak !
Seberangi sungai ,gunung kau daki
Sambil bersiul denting nada nasional
Lelahmu genggam bendera
Entah buta atau tuli
Entahlah !
Mungkin nyenyak kau disana
Duduk di kursi 1 Milyar
Mungkin kau nyenyak disana
Dingin dan tak ada nyamuk
Bangun!
Jangan lama kau terlelap
Masih tak terhitung jembatan yang ambruk
Pendidikan yang 321
Turun gunung tenggelam sampai lembah
Kami terisolir !
Kami masih dalam cengkraman garuda
Pancasila hiasan tunggal dinding kami
Bangun kawan!
Setitik harapan ujung teritorial