Selamat Membaca !!!! Jangan Lupa Komentarnya !! Agar dapat lebih baik dari sebelumnya .

Sabtu, 28 Agustus 2010

Merah Putih Setahun Sekali

Gagah berkibar semangat menjalar
Mengangkat senjata api berkobar
Satu harapan berharap terkejar
Bebas dari tindakan menindas moral

Merah menyala terjang berani
Putih berkilau hapus misteri
Dinaikkan sarat akan janji
Diturunkan sarat dengan junjung tinggi

Lautan mengindahkan dirimu
Persawahan lambang surga bagimu
Langit sarat dengan kekuatanmu
Mentari penerang redupmu

Dua pahlawan kibarkan sang pusaka
Berjuta jiwa gugur penuh jasa
Lintah moral sangat geram memandang
Ingin menerjang mengibaskan pedang

Jangan lupakan tetes darah suci
Berjuang berani tidak takut mati
Tidak meminta imbalan menjalani
Hanya ingin makmur negeri ini

Tak akan usai membaca sejarahnya
Tak ada yang menandingi indahnya
Nyanyian rakyat menemani kibarnya
Warna sederhana sarat akan makna

Setengah abad dia berjuang
Melawan perihnya terbuang
Dahulu kibarnya sarat bintang
Kini usang dimakan zaman

Dibalik tanah surga ini
Kemilau warnanya hilang mentari
Merah menjadi luntur putih
Dan putih menjadi pucat pasih

Tidak ada lagi ketegaran hati
Semua luntur keadilan dicuri
Rakyat teriak merintih – rintih
Generasi hancur mata hati pedih

Hanya memandang tidak perduli
Menanti di usik terlihat baik
Lambat bagai orang mati
Mengutamakan kepuasan hati

Merah putih setahun sekali
Sungguh menusuk perih di hati
Saat itu munafik terjadi
Di depan mengabdi di belakang mati

Pusaka yang dahulu gagah berani
Kini bagai alas membersihkan kaki
Lebih kejam kehidupan kini
Merah putih kembali ternodai

Sadarlah wahai engkau bunga pertiwi
Bangun jiwamu langkahkan kaki
Harumkan nama ibu pertiwi
Penuh semangat cerahkan mentari

Selasa, 03 Agustus 2010

Bambu Runcing Terkikis Zaman

Berani berjuang melawan penjajah
Masuk keluar hutan hanya demi merdeka
Terkadang tubuh terasa gemetar
Tetapi, semangat tak kunjung pudar
Hanya dengan bertumpu semangat
Memusnahkan lintah moral tanpa gentar
Hanya dengan sebilah bambu tajam
Mereka kikis manusia kejam

Sukar mengenyahkan mereka dari bumi pertiwi
Telah menguras habus darah suci dari hati
Tubuh – tubuh membusuk berserakan
Di acuhkan lenyap di santap belatung
Anak dan istri di perjuangkan
Walaupun raga ini harus hancur
Tidak akan ada kata mundur
Merdeka !!!!!! Merdeka !!!!!
Seruan yang sulit untuk di ucapkan
Bahkan, harus di tukar dengan kehidupan

Dan kini tanah air bebas
Seruan itu banyak dikumandangkan
Tetapi , apa yang terjadi ?
Putra bangsa yang berjuang
Kini menjadi orang terbuang

Bangsa ini telah berubah
Mereka hanya dianggap sampah
Apakah kita di belenggu lagi ?
Pahlawan yang mulia bertempur
Terlecehkan oleh orang tak bersyukur
Sekarang kehidupan mereka menderita
Serupa bagai masa dahulu
Seharusnya jiwa ini sadar
Tanpa mereka hidup kita tidak akan makmur
Wahai bunga bangsa
Darahmu harta tak ternilai untuk kami

Kehidupan Pahlawan Jalanan

Wajah penuh harapan menghampiriku
Dengan senyum wangi menadahkan tangan
Mata bening yang berkilau harapan
Tak sungkan bercanda dengan tatap semu
Beratnya beban yang mereka pikul
Hanya demi menenangkan suara dari perut
Hanya demi memperjuangkan hidup dalam belenggu

Tetapi , tak ada yang perduli
Di dekat gubuk yang menjadi pelindung
Banyak orang – orang yang beruntung
Di dalan batin terteguk menatap mereka tertawa
Tak ada yang mau menoleh padanya

Alangkah indahnya jika hidup bagai mawar dan kupu – kupu
Tidak membedakan derajat hidup sesame
Saling bersapa, tersenyum, dan menghargai perbedaan
Inilah hidup pahlawan jalanan
Yang kini tersingkirkan oleh zaman