Selamat Membaca !!!! Jangan Lupa Komentarnya !! Agar dapat lebih baik dari sebelumnya .

Jumat, 30 Maret 2012

Ujung Teritorial

Pertama terlihat
Tak jarang terombang-ambing
Pergi keseberang
Penyambut yang datang
Ujung teritorial

Angin kencang , pertama ia rasakan
Deru suara ombak menyeruak
Pertama ia diterjang
Tidak bisa menyerang
Kulit lapis baja

Wajahku ada disana
Wajah teman-temanku pun berkumpul disana
Topeng penguasaku nampak jelas
Pertama dan selamanya pertama

Mata tertusuk
Melihat penduduk gerbang utama
Kayu yang rapuh
Genteng tak kedap air
Ku tahu kau lelah ,Nak !
Seberangi sungai ,gunung kau daki
Sambil bersiul denting nada nasional
Lelahmu genggam bendera

Entah buta atau tuli
Entahlah !
Mungkin nyenyak kau disana
Duduk di kursi 1 Milyar
Mungkin kau nyenyak disana
Dingin dan tak ada nyamuk

Bangun!
Jangan lama kau terlelap
Masih tak terhitung jembatan yang ambruk
Pendidikan yang 321
Turun gunung tenggelam sampai lembah
Kami terisolir !
Kami masih dalam cengkraman garuda
Pancasila hiasan tunggal dinding kami
Bangun kawan!
Setitik harapan ujung teritorial

1 komentar:

  1. Wow,, puisi bagus kawan. Senang bisa berkunjung ke blog ini. Teruslah berkarya.

    BalasHapus