Selamat Membaca !!!! Jangan Lupa Komentarnya !! Agar dapat lebih baik dari sebelumnya .

Minggu, 11 Juli 2010

Cerita Kesedihan

Part 1
Awal ku mengenal mereka…
Aku tak merasa ada yang istimewa…
Semua terasa bagai kopi tanpa gula…
Pahit ku rasa dan tak ada lidahku merasakan manisnya bahagia…
Di tengah jalan cobaan menghampiri …
Ragaku tak kuat memikul semua ini…
Kabar terakhir yang menghampiri…
Aku harus meninggalkan semua ini…
Mulanya hatiku tak menolak dengan kabar itu…
Aku menerima dan mengikuti ajakan itu…
Karena ku merasa saat itu aku bagai batu…
Batu yang tak penting dan tak bermutu…

Akan tetapi ada seseorang yang menuangkan gula ke kopi tadi…
Saat ku coba tetap untuk pergi…
Aku tak kuasa dan akhirnya ku tangisi…
Mengapa baru sekarang terjadi?
Mengapa mereka bagai pelangi yang menghiasi langit sesudah gelap…
Bagai kunang – kunang yang bergemerlap…
Padahal, dahulu mereka menganggapku sebagai orang hilap…
Hanya meminta dan berharap…
Saat ku telah merelakan hatiku untuk meninggalkan mereka…
Tetapi, mereka datang membawa persahabatan bahagia…
Aku merasa lebih berarti di mata mereka…
Lebih merasa dan dianggap bagai emas yang berharga…

Di lain sisi cobaan itu pun semakin mendesakku…
Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mengakhiri dukaku…
Apakah aku harus menangis, marah, kesal, atau bersedu?
Sungguh dua pilihan yang berat dalam hidupku…
Sekarang aku hanya termenung memikirkan apa yang akan terjadi…
Aku hanya bisa pasrah menerima jalan hidupku ini…
Dan membiarkan waktu yang menjawab pertanyaanku…
Inilah cerita kesedihan yang tak akan ku lupa di hidupku…


Part 2

Menatap eloknya pagi
Tanpa bunga dan embun melengkapi
Bagai hidup tetapi hati ini mati
Harus menerima pahitnya hidup ini
Aku pergi meninggalkan kenangan tak terhenti
Mungkin aku akan kembali di sini
Menyapa langit,menemani bintang dan mentari
Meneteskan air mata untuk membuang benci
Kembali dengan membawa rindu tempat ini

Madu yang seharusnya manis kini menjadi pahit
Saat aku harus pergi dengan senyuman enggan
Kucoba menjalani
Apa daya tak ada yang bisa mengganti
Akhirnya aku menyerah
Aku ikuti semua arah
Sekarang mereka benar pergi
Tak dapat kulihat tetapi terpahat di hati
Kini kcoba jalani hari
Tanpa lambag yang dulu abadi

Kawan tunggu kehadiranku
Tunggu saat kita kembali bersatu
Canda tawa setiap waktu
Member warna pelangi baru
Walau terkadang ingin ku akhiri kisahku
Dan pergi hilang menembus waktu
Tetapi percayalah
Aku ‘kan datang menemani gelap malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar