Terus kau keduk bak sampah
Dengan sebilah besi tajam ujungnya
Keringat menetes matamu sayu
Harapkan sisa makanan mewah
Botol plastik, kardus robek
Menjadi bosmu setiap langkah
Aspal membara, bakar telapakmu
Tetapi, itulah jalan hidupmu
Mau tak mau kau jalani
Tak sedikit darimu , mengais
Kadang duduk bersimpuh
Memakai baju tak layak
Berkata dengan lemas
Tak ada harapan indah
Yang penting sesuap nasi di tangan
Mungkin tak tergambar di lukisanmu
Terbelenggu hidup dalam kenistaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar